Maikel Jefriando - detikfinance
Senin,
06/05/2013 11:28 WIB
Jakarta - Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2013 sebesar 6,02%
dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) atau tumbuh 1,41% dibandingkan
triwulan sebelumnya (qtoq).
Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Suryamin dalam pemaparan pertumbuhan
ekonomi triwulan I-2013 di Kantor BPS, di Jakarta, Senin (6/5/2013)
"Menurut lapangan usaha, harga berlaku Rp 1.975,5 triliun," katanya.
BPS mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) lapangan usaha
dibandingkan triwulan sebelumnya dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan
dan perikanan tumbuh 23,06%. Kemudian keuangan, real estate 2,96% dan
pengankutan dan komunikasi 1,57%
Sementara itu pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya, sektor pengangkutan
dan komunikasi tumbuh 9,98%, keuangan real estate 8,35% dan konstruksi 7,19%
"Sektor pertanian mendorong sektor ekonomi secara keseluruhan, ini dampak
panen raya meski bergeser ke bulan April," kata Suryamin.
Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2013 menurut pengeluaran secara qtoq disumbang antaralain:
- Pengeluaran konsumsi rumah tangga 0,30%. Konsumsi rumah
tangga sedikit melambat dibanding tahun lalu, hal ini karena musiman
setelah puncak konsumsi di triwulan III dan triwulan IV yang menurun.
- Pengeluaran konsumsi pemerintah mengelami penurunan
-42,63%. Hal ini juga siklus dibanding tahun sebelumnya.
- Pembentukan modal tetap bruto mengalami penurunan 5,99%
. BPS mencatat ada peningkatan penurunan.
- Ekspor tercatat mengalami penurunan 4,33. Hal ini karena
ekspor migas dan non migas, batubara, CPO, mesin dan perlatan listrik
turun. Ada beberapa alasan lain yaitu China juga permintaannya menurun
disusul Jepang dan Eropa.
- Impor mengalami penurunan 13,20% . Hal ini karena migas,
non migas, impor barang modal, bahan baku, bahan konsumsi. Impor dari
China terjadi penurunan dari mesin pesawat mekanik. Impor baja, jasa juga
turun.
Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2013 menurut pengeluaran secara yoy disumbang antaralain:
- Pengeluaran konsumsi rumah tangga naik 5,17%.
- Pengeluaran konsumsi pemerintah 0,42%. Hal ini karena
daya serap APBN yang belum maksimal sehingga ada penundaan dari beberapa
Kementerian dan Lembaga.
- Pembentukan modal tetap bruto tumbuh 5,90%
- Ekspor naik 3,39%
- Impor turun 0,44%

Tidak ada komentar:
Posting Komentar